Sudah banyak terjadi
kepunahan masal di planet kita ini, bila dihitung kira-kira sudah ada 6
kali kepunahan masal. Bumi kita sudah berusia 4,5 Milyar tahun, dan
usia ini bisa dibilang muda jika dibandingkan dengan usia planet lain.
Sudah banyak zaman yang terjadi di bumi, termasuk di antaranya zaman
es. Bumi juga sudah mengalami 4 kali zaman es, termasuk yang terbesar di
antaranya adalah yang kedua, hingga dijuluki earth iceball (Bola salju
bumi). Tetapi siklus kehidupan terus berlanjut, dan munculah beberapa
spesies baru setelah kematian spesies lama.
Begitu juga dinosaurus,
mereka akan mati, dandigantikan spesies baru. Ya, memang tidak bisa
dibilang digantikan, karena kenyataannya spesies yang sekarang ada,
banyak yang sudah ada sejak zaman kehidupandinosaurus. Dinosaurus bisa
diartikan kadal besar.
Tidak akan ada satu spesies pun di bumi ini yang akan bertahan selama masa bumi itu sendiri, karena bumi itu sendiri selalu mengakhiri dan mengawali segalanya dengan bencana hebat. Termasuk bakteri di dalamnya.
Membicarakan dinosaurus,
sudah pasti anda akan teringat kepada kepunahan makhluk besar pemeran
Jurasic park ini. Tentu saja, bukan hanya terkenal karena tubuhnya yang
besar saja, tapi makhluk ini juga terkenal karena misteri
kepunahannya.Teori paling terkenal adalah, makhluk ini punah karena
tumbukan asteroid. Tapi ada yang mengatakan bahwa makhluk ini punah
karena bencana letusan gunung megavolcano, dan yang paling baru adalah
bahwa makhluk ini punah karena pembantaian alien? Bagaimana menurut
anda? Apakah anda berfikir bahwa dinosaurus tidak punah karena tumbukan
asteroid yang terjadi sekitar 65 Juta tahun yang lalu?
Dinosaurus adalah jenis hewan terbesar yang pernah ditemukan |
Jujur saja, saya sendiri
labih condong kepada teori pertama, yaitu tumbukan asteroid. Tapi,
penyebab kejadian inimasih berupa misteri. Dan teori-teori yang
dikemukakan selama bertahun-tahun belum terbukti kebenarannya.
Teori-teori itu dibuat berdasarkan setitik bukti yang ada pada periode
itu. Dengan meneliti formasi-formasi batu dan fosil-fosil, dapat
diketahui informasi dari masa lalu.Dari berbagai penelitian itu, para
ahli menyimpulkan bahwa pada saat hilangnya dinosaurus, terjadi
perubahan besaryang terjadi di bumi.
Berbagai macam teori
Berdasarkan pengamatan terhadap sejarah planet ini, para ilmuwan dapat menarik garis antara zaman dinosaurus dan zaman mamalia setelah itu. Pembatasan antara periode dua kehidupan yang berbeda di bumi itu memisahkan zaman mesozoik lama (Zaman dinosaurus) dari zaman Cenozoik (Zaman ketika bumi dihuni oleh mamalia, seperti manusia). Para ilmuwanmenyebut zaman pertama sebagai “K”, dan zaman kedua sebagai “T”, sehingga hilangnya dinosaurus dikenal sebagai “Kepunahan K-T”. Yang punah pada waktu itu bukan hanya dinosaurus, tapi hampir setengah dari seluruh spesies di muka bumi punah.
Teori 'perubahan iklim'
Salah satu teori kepunahan masal dinosaurus |
Dua teori utama telah
dikemukakan untuk menjelaskan apa yang terjadi. Beberapa orang percaya
bahwa perubahan itu merupakan akibat dari proses bertahap yang berasal
dari bumi itu sendiri. Beberapa orang lainnya berpendapat bahwa ada
semacam bencana besar yang menimpa bumi, seperti terjangan meteor ke
bumi. Kedua argumen tersebut memiliki bukti yang cukup untuk
mendukungnya.
Kelompok yang mendukung
gagasan perubahan iklim percaya bahwa mungkin hal ini disebabkan oleh
letusan gunung berapi yang tertahan dalam jangka waktu yang lama. Ini
dapat mengakibatkan efek “Rumah kaca” dan mengubah iklim global secara
dramatis. Teori ini didukung oleh fakta bahwa para ahli geologi yakin
akan adanya suatu waktu di mana aktivitas vulkanik menjelang akhir
periode kertasius itu meningkat.
Teori 'tabrakan asteroid'
Meteor, salah satu benda langit yang kadangkala sampai ke bumi. |
Dalam upaya mereka untuk
memahami apa yang sebenarnya terjadi, selain melihat struktur dalam
bumi, para ilmuwan juga meneliti bbentuk luarnya. Akan tetapi, salah
satu masalah besarnya adalah bahwa planet itu terlihat sangat jauh
berbeda antara sekarang dengan 65 juta tahun yang lalu. Ini membuat
mereka kesulitan untuk menemukan bukti apa pun dari letusan gunung
berapi maupun kawah meteor. Tapi, pada tahun 1980 ada suatu penemuan
yang dianggap telah memberikan bukti yang selama ini dicari oleh
ilmuwan.
Tampak bahwa sebagian besar teluk Meksiko sebenarnya adalah sebuah kawah yang sangat besar, yang
dikenal dengan nama kawah Chicxulub, yang membentuk ujung semenanjung
Yukatan. Formasi-formasi batu di wilayah itu mengandung kuarsa yang
sangat banyak, yang terbentuk akibat guncangan hebat seperti ada sebuah
benturan hebat. Diperkirakan bahwa, untuk membentuk kawah sebesar itu,
maka diameter meteor yang menabraknya harus lebih dari 100 Km. Tubrukan
benda ini cukup besar untuk menimbulkan efek yang benar-benar bersifat
global.
Jika meteor semacam itu menghantam bumi, maka letusan gunung berapi akan menghamburkan abu dalam jumlah yang sangat besar ke udara dan melepaskan gas yang mematikan. Hal itu akan mengakibatkan hujan asam, yang akan meracuni persediaan air dan memusnahkan kehidupan tanaman. Banyaknya partikel-partikel di atmosfer juga akan menyebabkan temperatur bumi menurun dan karena hanya ada sedikit cahaya matahariyang dapat menembus melalui atmosfer. Itu akan menyebabkan efek yang sama dengan musim dingin nuklir.
Kita ingat bahwa dinosaurus adalah hewan berdarah dingin, jadi peristiwa pendinginan ini pasti sangat dahsyat. Banyak binatang yang menjadi lemas, karena cuaca yang dingin menyebabkan metabolisme mereka menurun. Persediaan makanan juga pasti berkurang, karena adanya gangguan pada rantai makanan pada tingkat bawah, yang diakibatkan oleh tanaman yang mati, sehingga ini mempengaruhihewan karnivora, termasuk dinosaurus.
Seiring berjalannya waktu, iklim akan ditarik ke kondisi berlawanan. Setelah bumi mengalami masa-masa dingin, jumlah gas rumah kaca yang tersimpan di sana juga pasti akan meningkat dan mengakibatkan bumi menjadi hangat kembali secara bertahap, bahkan lebih hangat dari sebelumnya. Beberapa jenis hewan biasanya hanya dapat hidup dalam kisaran temperatur tertentu, dan hewan yang sebelumnya dapat hidup di masa-masa dingin, belum tentu dapat bertahan di masa-masa hangat.
Iklim yang ekstrem semacam itu tidak terlalu terpengaruh terhadap hewan mamalia kecil berdarah hangat, karena darah mereka yang hangat dapat memberi mereka perlindungan terhadap perubahan-perubahan drastis semacam itu. Beberapa orang mengacu pada makhluk-makhluk mamalia semacam itu ketika mereka menjelaskan teori tentang punahnya dinosaurus.
Suatu teori tentang keberhasilan bertahannya makhluk-makhluk mamalia itu berhubungan dengan pertanyaan tentang mengapa mereka bisa bertahan, sedangkan dinosaurus tidak bisa, dan dapat beradaptasi lebih baik terhadap perubahan lingkungan. Saat merka sudah hampir punah, tampaknya dinosaurus telah mencapai puncak baru dari skala evolusi mereka, dengan karnivoraraksasa seperti Tyranosaurus Rex (T-Rex) yang berevolusi dalam waktu singkat sebelum mereka punah.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa makhluk-makhluk mamalia itu memakan semua telur dinosaurus tersebut, sehingga itu telah mengurangi jumlah mereka. Akan tetapi, ini adalah suatu hipotesis yang tidak bisa dijelaskan dengan cara apapun. Fokus terhadap telur itu menarik untuk alasan yang lain. Banyak telur reptil modern yang sangat sensitif terhadap perubahan udara ketika telur itu dierami, dan perubahan suhu macam apa pun dapat mempengaruhi jenis kelamin hewan itu ketika menetas.
Perubahan iklim yang berlangsung lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara jumlah jantan dan betina, dan hal itu memiliki dampakyang buruk terhadap potensi perkembangbiakan dan tingkat daya tahan mereka. Meskipun dinosaurus adalah spesies yang paling banyak dipublikasi sebagai makhluk kepunahannya yang paling mendadak, dinosaurus bukan merupakan satu-satunya makhluk yang sekonyong-konyong punah. Hingga saat ini, sains telah mencatat 6 kepunahan masal di bumi, dan dari situ diketahui bahwa kasus kepunahan dinosaurus bukan merupakan kasus terburuk. Pada akhir periode Permian (290-248 Juta tahun yang lalu), misalnya 90 persen dari semua kehidupan di bumi ini tersapu habis.
Dan selain itu juga ada beberapa kelompok yang menyatakan teori-teori yang benar-benar baru. Termasuk di antaranya adalah teori yang masih sangat baru dan ngetren saat ini, yaitu Campur tangan bangsa alien. Dan walaupun saya tidak terlalu mendukung teori ini, karena lebih seperti sebuah cerita fiksi ilmiah.
Teori ini diawali dengan ditemukannya sebuah asteroid. Asteroid itu berasal dari sabuk asteroid utama antara Mars dan Yupiter. Nama dari asteroid itu adalah Baptistina, tapi bukan asteroid inilah yang dijadikan sorotan utamanya. Karena setelah diselidiki lebih lanjut, asteroid ini tidak mungkin menghantam bumi 65 Juta tahun yang lalu., menurut ahli paleontologi Rusia Igor Baronov.
Memang pernyataan ini sulit dipahami, terlebih lagi, sekarang kita bahkan belum tahu pasti tentang apa itu yang disebut alien. Tetapi meskipun begitu, pendukung teori ini pun tidak bisa disebut sedikit. Menurut Baronov, alien datang ke planet ini untuk melakukan perburuan besar. Dengan membabi buta para dinosaurus, dan membawa hasilnya ke planet mereka.
Baronov menegaskan:
Dia menjelaskan bahwa mereka berburu dan membantai jutaan ton daging dinosaurus per tahun dan dikirim ke planet mereka untuk dikonsumsi sebagai hidangan yang lezat dan bergengsi. Pembantaian itu pada dulu kala, hampir serupa dengan di Amerika saat orang Eropa baru datang lalu berburu banteng Bison. Waktu itu para pendatang dari benua Eropa tersebut mulai berdatangan ke tanah Amerika dan berburu banteng bison secara besar-besaran hingga hewan ini menjadi hewan yang terancam punah.Pernyataan Baranov berdasarkan teori penelitiannya yang mantap dan baik selama 20 tahun dan teori itu diperkuat lagi dengan ditemukannya “kuburan masal” dinosaurus yang ditemukan di wilayah utara Rusia dan juga di daerah Siberia. Kuburan masal itu berada di kutub utara yang selalu membeku sejak jutaan tahun lalu.Kuburan masal dinosaurus itu telah ditemukan di suatu pulau es terpencil dibelahan kutub utara yang sudah sangat lama selalu membeku dan tidak pernah cair.
Jika meteor semacam itu menghantam bumi, maka letusan gunung berapi akan menghamburkan abu dalam jumlah yang sangat besar ke udara dan melepaskan gas yang mematikan. Hal itu akan mengakibatkan hujan asam, yang akan meracuni persediaan air dan memusnahkan kehidupan tanaman. Banyaknya partikel-partikel di atmosfer juga akan menyebabkan temperatur bumi menurun dan karena hanya ada sedikit cahaya matahariyang dapat menembus melalui atmosfer. Itu akan menyebabkan efek yang sama dengan musim dingin nuklir.
Kita ingat bahwa dinosaurus adalah hewan berdarah dingin, jadi peristiwa pendinginan ini pasti sangat dahsyat. Banyak binatang yang menjadi lemas, karena cuaca yang dingin menyebabkan metabolisme mereka menurun. Persediaan makanan juga pasti berkurang, karena adanya gangguan pada rantai makanan pada tingkat bawah, yang diakibatkan oleh tanaman yang mati, sehingga ini mempengaruhihewan karnivora, termasuk dinosaurus.
Seiring berjalannya waktu, iklim akan ditarik ke kondisi berlawanan. Setelah bumi mengalami masa-masa dingin, jumlah gas rumah kaca yang tersimpan di sana juga pasti akan meningkat dan mengakibatkan bumi menjadi hangat kembali secara bertahap, bahkan lebih hangat dari sebelumnya. Beberapa jenis hewan biasanya hanya dapat hidup dalam kisaran temperatur tertentu, dan hewan yang sebelumnya dapat hidup di masa-masa dingin, belum tentu dapat bertahan di masa-masa hangat.
Iklim yang ekstrem semacam itu tidak terlalu terpengaruh terhadap hewan mamalia kecil berdarah hangat, karena darah mereka yang hangat dapat memberi mereka perlindungan terhadap perubahan-perubahan drastis semacam itu. Beberapa orang mengacu pada makhluk-makhluk mamalia semacam itu ketika mereka menjelaskan teori tentang punahnya dinosaurus.
Suatu teori tentang keberhasilan bertahannya makhluk-makhluk mamalia itu berhubungan dengan pertanyaan tentang mengapa mereka bisa bertahan, sedangkan dinosaurus tidak bisa, dan dapat beradaptasi lebih baik terhadap perubahan lingkungan. Saat merka sudah hampir punah, tampaknya dinosaurus telah mencapai puncak baru dari skala evolusi mereka, dengan karnivoraraksasa seperti Tyranosaurus Rex (T-Rex) yang berevolusi dalam waktu singkat sebelum mereka punah.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa makhluk-makhluk mamalia itu memakan semua telur dinosaurus tersebut, sehingga itu telah mengurangi jumlah mereka. Akan tetapi, ini adalah suatu hipotesis yang tidak bisa dijelaskan dengan cara apapun. Fokus terhadap telur itu menarik untuk alasan yang lain. Banyak telur reptil modern yang sangat sensitif terhadap perubahan udara ketika telur itu dierami, dan perubahan suhu macam apa pun dapat mempengaruhi jenis kelamin hewan itu ketika menetas.
Perubahan iklim yang berlangsung lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara jumlah jantan dan betina, dan hal itu memiliki dampakyang buruk terhadap potensi perkembangbiakan dan tingkat daya tahan mereka. Meskipun dinosaurus adalah spesies yang paling banyak dipublikasi sebagai makhluk kepunahannya yang paling mendadak, dinosaurus bukan merupakan satu-satunya makhluk yang sekonyong-konyong punah. Hingga saat ini, sains telah mencatat 6 kepunahan masal di bumi, dan dari situ diketahui bahwa kasus kepunahan dinosaurus bukan merupakan kasus terburuk. Pada akhir periode Permian (290-248 Juta tahun yang lalu), misalnya 90 persen dari semua kehidupan di bumi ini tersapu habis.
Mengapa?Beberapa ilmuwan telah menetapkan bahwa ada suatu elemen konstan dalam kepunahan itu dan bahwa, selain teori benturan asteroid, mungkin ada penyebab kosmik lainnya. Seperti kisalnya ada sebuah awan komet yang hanya bersinggungan dengan bumi setiap 25 juta tahun sekali. Tapi, hingga saat ini, pernyataan itu belum bisa disetujui dan itu dianggap gagasan yang kurang mendukung.
Teori ‘perburuan besar’
Dan selain itu juga ada beberapa kelompok yang menyatakan teori-teori yang benar-benar baru. Termasuk di antaranya adalah teori yang masih sangat baru dan ngetren saat ini, yaitu Campur tangan bangsa alien. Dan walaupun saya tidak terlalu mendukung teori ini, karena lebih seperti sebuah cerita fiksi ilmiah.
Teori ini diawali dengan ditemukannya sebuah asteroid. Asteroid itu berasal dari sabuk asteroid utama antara Mars dan Yupiter. Nama dari asteroid itu adalah Baptistina, tapi bukan asteroid inilah yang dijadikan sorotan utamanya. Karena setelah diselidiki lebih lanjut, asteroid ini tidak mungkin menghantam bumi 65 Juta tahun yang lalu., menurut ahli paleontologi Rusia Igor Baronov.
Memang pernyataan ini sulit dipahami, terlebih lagi, sekarang kita bahkan belum tahu pasti tentang apa itu yang disebut alien. Tetapi meskipun begitu, pendukung teori ini pun tidak bisa disebut sedikit. Menurut Baronov, alien datang ke planet ini untuk melakukan perburuan besar. Dengan membabi buta para dinosaurus, dan membawa hasilnya ke planet mereka.
Baronov menegaskan:
“Para alien mendeklarasikan dan mengumumkan ‘musim berburu dinosaurus‘ pada 60 juta tahun lalu itu dan menyapu bersih seluruh spesies dalam kurun waktu beberapa ribu tahun. Penelitian telah membuktikan bahwa dinosaurus terakhir berhubungan dengan nenek moyang burung, bukan reptil seperti yang diduga sebelumnya.”
“Bagi alien, dinosaurus sangat besar, enak dan nikmat seperti daging ayam”, dia mengumpamakan.
Dia menjelaskan bahwa mereka berburu dan membantai jutaan ton daging dinosaurus per tahun dan dikirim ke planet mereka untuk dikonsumsi sebagai hidangan yang lezat dan bergengsi. Pembantaian itu pada dulu kala, hampir serupa dengan di Amerika saat orang Eropa baru datang lalu berburu banteng Bison. Waktu itu para pendatang dari benua Eropa tersebut mulai berdatangan ke tanah Amerika dan berburu banteng bison secara besar-besaran hingga hewan ini menjadi hewan yang terancam punah.Pernyataan Baranov berdasarkan teori penelitiannya yang mantap dan baik selama 20 tahun dan teori itu diperkuat lagi dengan ditemukannya “kuburan masal” dinosaurus yang ditemukan di wilayah utara Rusia dan juga di daerah Siberia. Kuburan masal itu berada di kutub utara yang selalu membeku sejak jutaan tahun lalu.Kuburan masal dinosaurus itu telah ditemukan di suatu pulau es terpencil dibelahan kutub utara yang sudah sangat lama selalu membeku dan tidak pernah cair.
“Kami telah menemukan ratusan tulang dinosaurus yang telah terindentifikasi berupa bekas luka dari pemotongan menggunakan alat yang sangat tajam dan bekas pemotongan dengan menggunakan semacam laser dan ini semua adalah fakta”, jelas Baronov.
Luka dari pengirisan daging dinosaurus ini juga teridentifikasi dilakukan dengan sangat bersih, terampil dan efisien. Tim Baronov juga ratusan tengkorak dinosaurus yang dipersiapkan selayaknya sebuah trophy.
“Nyaris semua tengkorak kepala dinosaurus telah dirusak oleh hantaman sesuatu yang berkecepatan tinggi, dapat meledak berupa proyektil dan semua itu mirip seperti layaknya peluru di zaman ini”, lanjut Baronov.
“Saya menduga bahwa dinosaurus dengan perilaku yang jauh lebih lembut dibunuh secara lebih manusiawi, bahkan tidak seperti cara kita membunuh sapi disaat ini di tempat penjagalan. Dan pulau ini adalah salah satu tempat penjagalan mereka (alien)”, tambah Baronov.
Badan sisa dinosaurus lainnya juga ditemukan di berbagai tempat, dan juga daerah persendian yang sedikit rusak. Ini berarti hampir bisa disebutkan bahwa para alien juga memburu dinosaurus selain karena untuk dikonsumsi dagingnya, tapi juga untuk dijadikan sebagai ajang olah raga berburu. Terutama dinosaurus besar seperti Tyranosaurus Rex (T-Rex).Ada tanda-tanda juga, bahwa para alien mengangkut hidup-hidup beberapa jenis spesies dinosaurus ke tempat mereka sebagai bibit untuk dikembang-biakkan.
“Jenis dinosaurus yang dibawa pulang ini mungkin dari jenis yang jauh lebih jinak dan termudah untuk berkembang biak dibandingkan dari sekian banyak jenis dinosaurus lainnya”, Baronov berspekulasi.
Mereka (para alien) mulai melakukan penangkapan ini pada tahap selanjutnya, ketika mereka menyadari bahwa mereka akan memusnahkan dinosaurus. Para ahli paleontologi lainnya dari seluruh dunia telah menyetujui studi dan data Baronov tersebut dan akan mengunjungi pulau di Artic tempat penjagalan tersebut.
“Ketika selama ini kami telah memburu dan mengumpulkan semua spesies hewan yang ada dari seluruh muka Bumi, saya kira teori Baronov ini masuk akal”, kata Buy Harris seorang pakar dari Inggris.
Tapi teori yang paling sering dipakai sekarang adalah teori ‘tabrakan asteroid’. Karena teori inilah yang paling memiliki bukti yang meyakinkan. Dan di berbagai tempat pendidikan dan media-media, semuanya sebagian besar menggunakan teori ini. Walaupun teori ini masih bisa berkembang lagi. Sains yang dilibatkan dalam pencarian penyebab kepunahan masal ini relevan dengan kita pada saat ini. Mungkin manusia sudah menjadi kekuatan paling berpotensi untuk melakukan tindakan terhadap dunia, dan kita memiliki kemampuan untuk tingkatan tertentu untuk membentuk dan mengendalikan lingkungan kita.
Tapi, kesadaran akan kekuatan ini kadang dapat menipu, dan kita seharusnya bersiap untuk menghadapi kejadian tak terduga. Dinosaurus juga merupakan spesies dominan pada, tapi masa kejayaannya berakhir secara mendadak. Apakah ini berhubungan dengan suatu peristiwa tunggal seperti meteor, atau sebagai suatu akibat dari proses vulkanik dan aktivitas tektonik yang melambat, kita dapat memastikannya. Mungkin itu merupakan kombinasi dari dua faktor tersebut? Atau mungkin itu seperti faktor lain yang tidak bertahan lama seperti penyakit atau parasit? Peristiwa tidak terduga seperti hantaman meteor, sangat berpotensi memusnahkan kehidupan di dan bahkan planet itu sendiri, meskipun kita memiliki kekuatan yang sangat besar, kita sama rentannya dengan dinosaurus.
Ketakutan ini tercermin dari novel-novel dan acara TV yang menggambarkan bencana besar dan akhir zaman seperti 2012, the Day After Tomorrow, dsb. Film-film itu menggambarkan manusia yang sangat tidak berdaya untuk melawan, meskipun sudah ada berbagai kemajuan ilmiah. Baru sekarang inilah hal ini benar-benar dianggap sebagai suatu hal yang menakutkan, dalam bentuk perubahan iklim secara global, yang mungkin sebabnya diakibatkan oleh manusia itu sendiri.
Mungkin kita sebagai manusia harus berkaca pada nasib dinosaurus dan memikirkannya. Banyak orang yakin bahwa perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam abad terakhir ini telah menyebabkan perubahan-perubahan drastis pada iklim, yang dapat dilihat dari frekuensi maupun intensitasnya.
Kenyataan bahwa kemungkinan besar dinosaurus mati karena perubahan iklim seharusnya memberi kita suatu pemikiran, dan membuat bulu kuduk kita merinding akan kekuasaan yang maha pencipta. Hingga suatu tingkat tertentu, perubahan-perubahan pada iklim kita sekarang ini diyakini bertanggung jawab atas punahnya beberapa spesies. Ini dapat kita bandingkan pada kepunahan masa lalu.
Informasi yang memberi peringatan kepada kita sudah membuat para ilmuwan percaya bahwa secara perlahan tapi pasti, kita sedang memasuki kepunahan semacam itu. Hal ini akan memberikan kepada kita momentum yang lebih besar untuk mengetahui penyebab menghilangnya dinosaurus.
Dengan mengungkapkan misteri kepunahannya, mungkin kita akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mencegah kepunahan kita sendiri
Comments