Puluhan ribu orang akan menggelar aksi perayaan 25 tahun kelompok Islamis Palestina Hamas di Jalur Gaza, Sabtu (08/12/2012).
Pemimpin politik Hamas Khaled Meshaal dijadwalkan akan berpidato di hadapan massa dalam kunjungan pertamanya ke kawasan ini.
Meshaal mengunjungi Gaza menyusul gencatan senjata yang mengakhiri kekerasan berhari-hari antara Israel dan Hamas bulan lalu.
Sekitar 170 warga Palestina dan enam Israel tewas dalam kekerasan selama delapan hari tersebut.
Dia diperkirakan akan mengungkapkan strategi masa depan Hamas dan menggelar pertemuan rekonsiliasi dengan Fatah.
Hamas menyingkirkan Fatah dari Gaza dengan paksa pada tahun 2007 setelah memenangkan pemilu di sana. Fatah kini memiliki pemerintahan sendiri di bagian Tepi Barat.
Wartawan BBC di Kota Gaza mengatakan perayaan kali ini ditujukan untuk mengirimkan pesan bahwa, setelah 25 tahun Hamas adalah kekuatan yang harus diperhitungkan.
Mereka mendapatkan dukungan di Gaza dan merasa dukungan politik terhadap mereka semakin menguat setelah ketegangan di Arab membawa pemerintahan Islamis berkuasa.
Israel, AS dan Uni Eropa bagaimanapun menganggap Hamas sebagai bagian dari organisasi teroris.
Dalam aksi perayaan Sabtu di Gaza, juga akan diwarnai dengan arak-arakan sebuah replika besar roket Hamas yang ditembakkan ke Yerusalem dan Tel Aviv bulan lalu.
Di bagian lain kota Gaza, jalanan didekorasi dengan bendera Palestina dan Hamas.
Rekonsiliasi
Meshaal sebelumnya memasuki Gaza dari Mesir dengan melintas perbatasan Rafah, Jumat (07/12), dan langsung mencium tanah Gaza.
Dia mengatakan kunjungan ini sebagai ''kelahiran ketiga'' dirinya.
Dia menyebut dua ''kelahiran'' sebelumnya adalah hari dia selamat dari upaya pembunuhan agen Israel di Yordania tahun 1997, dan hari kelahiran sesungguhnya di tahun 1956.
Wartawan BBC melaporkan bahwa saat ini dia jelas menyadari adanya keinginan dari warga Palestina untuk mengakhiri perpecahan yang membuat perjuangan mereka melemah.
Berdiri di reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel, dia mengatakan: ''Bersama kehendak Tuhan... rekonsiliasi akan tercapai. Persatuan nasional ada di tangan kita.''
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters mengatakan bahwa pidato Meshaal pada hari ini akan menegaskan prioritas pergerakan ''dan terutama implementasi rekonsiliasi (dengan Fatah).''
Tahun 2011, Meshaal dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas - pemipin Fatah - menyetujui rencana Mesir untuk rekonsiliasi perpecahan.
Bagaimanapun, seorang pejabat Israel kepada BBC mengatakan tidak ada garansi bagi keselamatan Meshaal di Gaza.
Selain kunjungan singkat ke Tepi Barat di tahun 1975, Meshaal tidak pernah mengunjungi Palestina sejak keluarganya meninggalkan kawasan ini di tahun 1967.
Dia berhasil selamat dalam upaya pembunuhan di Yordania di tahun 1997 setelah Raja Hussein meminta penawar racun yang digunakan agen Israel.
Comments