Sejarah Kota Tangerang
Tangerang sebagai nama tempat
adalah ejaan salah warisan Belanda. Semestinya ditulis dan diucapkan:
Tanggeran.
Jalan Raya Pos dengan sejumlah tikungan ke tenggara dan
timurlaut sejauh lebih dari 50 kilometer membawa orang sampai ke Tangerang.
Wilayah ini pernah jadi pemusatan para pemberontak yang berhasil
menggulingkan Ratu Fatimah, gadis Arab itu, dari kesultanan Banten.
Pemimpinnya yang
kharismatik, Kyai Tapa, meluaskan perlawanannya terhadap Kompeni Belanda sampai ke seluruh Priangan, dan untuk waktu lama mengusik tanampaksa kopi, darah hidup Kompeni.
kharismatik, Kyai Tapa, meluaskan perlawanannya terhadap Kompeni Belanda sampai ke seluruh Priangan, dan untuk waktu lama mengusik tanampaksa kopi, darah hidup Kompeni.
Sampai dengan kemerdekaan nasional, penduduk lebih suka
menamai tempatnya: Benteng. Memang perbentengan kuat pernah didirikan
Kompeni untuk menghadapi Banten yang rakyatnya terus bergolak, dan dengan
demikian melindungi Batavia. Semasa kolonial itu, pemerintah kolonial telah
menjual tanah
Tangerang kepada 70 orang tuantanah, kebanyakan Tionghoa. Sebagai akibatnya penduduk yang ikut terjual mendapat kewajiban lebih banyak daripada di tanahtanah gubermen. Penduduk yang tak berdaya secara hukum menghadapi persekongkolan kolonial dengan tuantanah, melahirkan para jawara atau para
jagoan sebagai kekuasaan tandingan, dengan aksi-aksinya, yang menurut ukuran hukum yang berlaku adalah kriminal. Mereka membentuk gerombolan-gerombolan yang mengganggu kemapanan kolonial dan tuantanah. Namun perlindungan pada tuantanah tetap lebih unggul berbanding para jawara dengan gerombolannya. Tradisi jawara tanpa tuantanah dalam era kemerdekaan nasional menjadi sumber
kriminalitas.
Tangerang kepada 70 orang tuantanah, kebanyakan Tionghoa. Sebagai akibatnya penduduk yang ikut terjual mendapat kewajiban lebih banyak daripada di tanahtanah gubermen. Penduduk yang tak berdaya secara hukum menghadapi persekongkolan kolonial dengan tuantanah, melahirkan para jawara atau para
jagoan sebagai kekuasaan tandingan, dengan aksi-aksinya, yang menurut ukuran hukum yang berlaku adalah kriminal. Mereka membentuk gerombolan-gerombolan yang mengganggu kemapanan kolonial dan tuantanah. Namun perlindungan pada tuantanah tetap lebih unggul berbanding para jawara dengan gerombolannya. Tradisi jawara tanpa tuantanah dalam era kemerdekaan nasional menjadi sumber
kriminalitas.
Tanahnya yang datar dan subur saja menghasilkan beras, juga
berbagai palawija, terutama kedelai. Ini membikin Tangerang jadi produsen
kecap sejak jaman Kompeni, jaman Hindia Belanda, Jepang, sampai kemerdekaan
Nasional. Kecap produksi sini juga dikenal sebagai kecap Benteng, dan selalu
dipromosikan sebagai kecap klas satu. Kenomor-satuannya menyebabkan Bung
Karno bisa membikin ungkapan “ngecap” yang berarti mempromosikan diri
sebagai yang nomor wahid.
Topi anyaman bambu telah membuat tempat ini terkenal di
dunia. Pada 1887 saja Tangerang telah mengekspor topi 145 juta buah,
terutama ke Prancis.
Telah menjadi kebiasaan dalam kurun tersebut, topi
Tangerang dipergunakan oleh para pekerja pelabuhan baik di Eropa maupun di
Amerika, dan terutama
Amerika Latin. Sejak masa pendudukan Jepang, disusul Revolusi dan kemerdekaan nasional, industri topi bambu gulung tikar dan nampaknya takkan bangun lagi untuk selamalamanya.
Amerika Latin. Sejak masa pendudukan Jepang, disusul Revolusi dan kemerdekaan nasional, industri topi bambu gulung tikar dan nampaknya takkan bangun lagi untuk selamalamanya.
Tangerang dibelah oleh Ci Sadane. Konon dahulu sungai ini
jadi perbatasan antara kesultanan Banten dengan kerajaan Jayakarta. Benteng
yang didirikan Kompeni di sini dinamai Tangerang, yang menyebabkan mulai
dari sini sampai ke muaranya Ci Sadane dinamai Kali Tangerang. Belanda telah
menggali kanal yang menghubungkan ibukota Tangerang melalui air dengan Ci
Sadane dan Kali
Angke di Batavia. Sepotong hidupku pernah habis di tempat ini. Dari Desember 1965 sampai Mei 1966. Dalam penjara pemuda, yang beberapa bagian daripadanya dipergunakan tempat tahanan politik. Tanah milik penjara di luar tembok adalah tempat kami melakukan kerjapaksa bertanam sayuran khusus untuk
menambah isi kantong komandan kamp.
Angke di Batavia. Sepotong hidupku pernah habis di tempat ini. Dari Desember 1965 sampai Mei 1966. Dalam penjara pemuda, yang beberapa bagian daripadanya dipergunakan tempat tahanan politik. Tanah milik penjara di luar tembok adalah tempat kami melakukan kerjapaksa bertanam sayuran khusus untuk
menambah isi kantong komandan kamp.
Di penjara ini sekali-dua kami dengar
ramai-ramai tawur antara kelompok etnis pemuda kriminal kontra kelompok
etnis pemuda kriminal lain yang diakhiri dengan sorak-sorai skore hasil
tawuran. Satu-dua, atau dua-tiga. Dan itulah jumlah kurban terbunuh dalam
tawuran. Di sini juga aku jadi saksi bagaimana teman-teman tapol dalam
penjara ini menderita kelaparan. Jatah makan yang diberikan tidak mencukupi
baik dalam kualitas maupun kuantitas sehingga pada waktu-waktu genting
tertentu sehari bisa dua sampai tiga teman tapol meninggal. Sekali pernah enam teman mati dalam sehari. Kelaparan ini akibat korupnya birokrasi atau memang diterapkan sistim pembunuhan melalui pelaparan; bagi yang mati maupun yang ditahan, tak ada bedanya. Tapol, kematian, perampokan, pelaparan adalah
salah satu metode untuk mendirikan Orde Baru. Yang penting dalam sejarah kemerdekaan nasional adalah bahwa di tempat inilah untuk pertama kali didirikan Akademi Militer semasa Revolusi masih pada tingkat awal. Dan sekarang Tangerang telah menjadi kota industri di samping perdagangan, juga kota pemukiman buruh dan birokrat yang bekerja di Jakarta. Maka lalulintas Tangerang Jakarta termasuk terpadat di Indonesia, yang mencapai puncaknya pada jam-jam masuk dan keluar kantor.
tertentu sehari bisa dua sampai tiga teman tapol meninggal. Sekali pernah enam teman mati dalam sehari. Kelaparan ini akibat korupnya birokrasi atau memang diterapkan sistim pembunuhan melalui pelaparan; bagi yang mati maupun yang ditahan, tak ada bedanya. Tapol, kematian, perampokan, pelaparan adalah
salah satu metode untuk mendirikan Orde Baru. Yang penting dalam sejarah kemerdekaan nasional adalah bahwa di tempat inilah untuk pertama kali didirikan Akademi Militer semasa Revolusi masih pada tingkat awal. Dan sekarang Tangerang telah menjadi kota industri di samping perdagangan, juga kota pemukiman buruh dan birokrat yang bekerja di Jakarta. Maka lalulintas Tangerang Jakarta termasuk terpadat di Indonesia, yang mencapai puncaknya pada jam-jam masuk dan keluar kantor.
Sumber:
Jalan Raya Pos, Jalan Daendels
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara
Kalau doyan beli bukunya
–
Kurniawan
blog.nukilan.com
my Words
Jalan Raya Pos, Jalan Daendels
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara
Kalau doyan beli bukunya
–
Kurniawan
blog.nukilan.com
my Words
Comments