Melakukan kegiatan sehari-hari yang itu-itu saja memang cukup
membosankan. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, seringkali hanya
sederet rutinitas yang dilakukan, sehingga tidak sedikit orang yang
mengeluhkan rasa jenuh akan kegiatan yang rutin. Manusia memang
makhluk yang paling cepat bosan terhadap sesuatu, sekalipun sesuatu
itu sebetulnya dibutuhkan dalam hidupnya.
Sebenarnya, setiap kegiatan positif menuntut adanya “rutinitas” dalam pelaksanaannya. Rutinitas memberikan pengertian tentang konsistensi, kesungguhan, ketekunan, kesabaran, kelebihan dan kelemahan diri, mengasah keterampilan dan kemampuan, serta berbagai konsekuensi dan risiko dalam mencapai suatu tujuan. Kita mungkin tidak ingin terjebak dalam rutinitas, tetapi kita juga membutuhkan sesuatu yang kontinyu, yang berkelanjutan dan bersifat “tetap” terutama dalam pekerjaan pokok yang menjadi penghasilan utama kita. Lalu apa yang salah? Haruskah setiap hari kita berganti kegiatan atau kalau kita merasa bosan dengan satu pekerjaan kita pindah ke pekerjaan lain?
Sebenarnya, setiap kegiatan positif menuntut adanya “rutinitas” dalam pelaksanaannya. Rutinitas memberikan pengertian tentang konsistensi, kesungguhan, ketekunan, kesabaran, kelebihan dan kelemahan diri, mengasah keterampilan dan kemampuan, serta berbagai konsekuensi dan risiko dalam mencapai suatu tujuan. Kita mungkin tidak ingin terjebak dalam rutinitas, tetapi kita juga membutuhkan sesuatu yang kontinyu, yang berkelanjutan dan bersifat “tetap” terutama dalam pekerjaan pokok yang menjadi penghasilan utama kita. Lalu apa yang salah? Haruskah setiap hari kita berganti kegiatan atau kalau kita merasa bosan dengan satu pekerjaan kita pindah ke pekerjaan lain?
Rasa bosan dan rutinitas bukan lagi factor benar atau salah,
melainkan cara pandang, cara berpikir dan kreativitas seseorang dalam
menyiasati suasana, terutama suasana hati. Kalau memang
memungkinkan setiap hari berganti kegiatan atau pekerjaan ya silakan
saja. Proses dan hasilnya kita sendiri yang akan merasakannya.
Namun, di dunia ini hamper tidak ada kegiatan dan pekerjaan yang
hanya bisa dipenuhi sekali saja. Setiap hal harus dipelajari dan
membutuhkan waktu, bahkan berulang dan kembali ke bentuk awalnya.
Misalnya, seorang Ibu tidak bosan-bosannya mengganti popok bayinya,
sekalipun ia tahu bayinya kan mengompol lagi hingga berkali-kali.
Seorang petugas kebersihan tidak bosan menyapu dan mengangkat sampah
meskipun sampah itu akan ada lagi keesokan harinya. Demikian pula
orang bekerja, selelah apapun dilakukan demi mendapatkan upah, karir
dan kehidupan lebih baik.
Kita sering merasa “terjebak dalam rutinitas” kegiatan
sehari-hari. Jebakan itu sebetulnya buatan kita sendiri, sehingga
menguatkan rasa bosan.Sebetulnya, suasana hati dan cara berpikir
kitalah yang harus berubah, beradaptasi tidak hanya dengan keinginan,
tetapi juga dengan kebutuhan. Cobalah nikmati kegiatan yang kita
lakukan, dengan sesekali mengubah suasana atau metode kerja kita.
Misalnya melakukan kegiatan rumah tangga sambil diiringi music
favorit, mengubah letak meja kerja dan memasang gambar atau
slogan-slogan motivasi yang membuat kita semangat, mengubah interior
ruangan, memajang foto orang-orang yang kita kasihi, menyempatkan
diri untuk bersantai selama 5-10 menit setiap 1 jam kegiatan,
dan lain-lain. Jika kegiatannya atau pekerjaannya tidak bisa diubah,
gak ada salahnya kita coba ubah metode dan suasananya lebih
menyenangkan supaya kita gak merasa terjebak dalam rutinitas.
Yang tak kalah pentingnya nih, setiap melakukan kegiatan, niatkan
sebagai ibadah supaya hati lebih tulus dan tetapkan tujuan hana kepada
Yang Maha Kuasa. Bukankah ibadah itu tidak cukup sekali supaya jiwa
dan raga kita tetap terjaga dari perbuatan-perbuatan negative/syaitoni?
Nah, kita coba aplikasikan pemahaman ini dalam menjalankan kegiatan
sehari-hari. Insya Allah dengan mengubah suasana dan car berpikir
kita, kita gak merasa dijebak rutinitas, terutama kegiatan yang
positif yang bisa menjadi kebiasaan positif pula.
Comments